Gejala penurunan kemampuan sex buat pria ibaratnya dunia ini sudah berakhir,sudah banyak cara pengobatan baik medix ataupun alternatif,semua cara itu tidak lain ingin membahagiakan pasangan hidupnya.
Gangguan
dorongan seksual menimpa sekitar 15 persen pria dewasa.
Sekitar 10 persennya berujung pada disfungsi ereksi (DE). Semakin
bertambah umur, kasus DE semakin sering terjadi. Pada pria berumur di
atas 40 tahun, lebih dari setengahnya (52 persen) mengalami DE,
sedangkan 26-40 persen pria mengalami gangguan ejakulasi dini (ED).
"Lain
pria, lain pula wanita. Gangguan seksual pada kaum Hawa lebih banyak
berupa gangguan orgasme, atau tidak puas dalam hubungan seksual," ungkap
spesialis radiologi dan ahli akupuntur dari Perhimpunan Dokter
Akupuntur Medis Indonesia ini.
Penyebab GFS sangat kompleks, bisa
fisik serta psikis, atau kombinasi keduanya. Penyakit fisik seperti
diabetes, penyakit jantung koroner, gangguan sistem saraf urogenitalis,
radang saluran kencing, gangguan hormon, bisa menyebabkan GFS. Pemicu
psikis seperti stres, cemas, kurang percaya diri, trauma pada pengalaman
lalu, dan komunikasi yang buruk dengan pasangan.
Ginjal Lemah
Ginjal Lemah
Menurut ilmu akupuntur, DE disebabkan gangguan
fungsi ginjal, hati, dan limpa. Meridian ginjal dan kandung kemih
melewati area yang berkaitan dengan urogenitalis, sehingga memengaruhi
fungsi alat-alat urogenitalis, termasuk sistem reproduksi, testis, dan
ovarium.
Ginjal juga memengaruhi sistem saraf, otak, dan sumsum
tulang belakang, sehingga sangat berkaitan dengan emosi takut dan
depresi. "Karena itu, ginjal yang lemah sering menimbulkan DE dan
ejakulasi dini," ujar dokter di Sentra Rehabilitasi Medik Meridien
Surabaya ini.
Fungsi hati berkaitan dengan sirkulasi darah,
sehingga berpengaruh pada bioenergi tubuh. Perjalanan meridian hati
melingkari genitalia eksternal. Kontraksi tendon dan otot juga
dipengaruhi kerja hati.
"Untuk ereksi yang kuat, perlu darah dan
energi untuk mengisi penuh rongga-rongga tempat pembuluh darah. Juga
penting ada dukungan kerja tendon dan otot sekitar penis yang
memungkinkan terjadinya ereksi dengan baik," papar staf pengajar di
Academy Acupuncture of Surabaya ini.
Fungsi limpa mengatur
transportasi sari makanan dan mengubahnya menjadi darah dan bioenergi,
serta memengaruhi kerja otot-otot dan saluran pencernaan. Meridian
lambung yang berkaitan dengan meridian limpa melewati area pangkal paha,
dan berkaitan dengan genitalia.
"Bila fungsi limpa terganggu,
darah dan energi yang diperlukan untuk hubungan seks pun akan
terganggu," ujarnya.
Testosteron Meningkat
Seksualitas
itu proses yang kompleks, terkait dengan perilaku yang terkoordinasi
oleh sistem endokrin, saraf, pembuluh darah, dan psikogenik. Peningkatan
usia, menopause dan andropause membuat prevalensi wanita dan pria yang
mengalami disfungsi seksual semakin besar.
Akupuntur yang memiliki
efek endokrinal dan neurologinal dapat digunakan untuk mengatasi DE.
Teknik tusuk jarum mampu mengatasi DE pada pria. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pusat Humaniora Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat telah meneliti dan membuktikannya.
Berdasarkan
penelitian kedokteran nuklir, akupuntur pada tungkai (kaki) bisa
mencapai organ testis dengan menyuntikkan bahan radioaktif. "Dengan
dosis sangat kecil, radioaktif bisa sampai ke testis secara benar.
Radioaktif yang digunakan technetium pertechnetate, yaitu sinar
gamma," katanya.
Hipotesis sementara, akupuntur pada kaki bisa
meningkatkan testosteron. Jika testosteron tidak naik pun ternyata
ereksi bisa naik. "Jalurnya kan dua, bisa hormon bisa saraf. Hormonnya
tidak naik, ternyata sarafnya bisa naik," ungkapnya.
Dalam
penelitian itu tim Dr. Koosnadi melibatkan 40 pria usia 50-70 tahun,
dengan DE atau testosterone deficiency syndrome. Hasilnya,
lebih dari 60 persen partisipan berhasil disembuhkan.
"Terapi ini
juga bisa dipakai untuk memperbaiki kesuburan pria dan wanita," katanya.
Cara
kerja terapi akupuntur, yakni merangsang saraf-saraf tubuh sesuai
letaknya, sehingga membantu kelancaran peredaran darah. Tujuannya untuk
menyeimbangkan kembali apa yang salah pada sistem saraf manusia.
Terapi
akupuntur untuk DE terdiri atas 6-30 kali kedatangan dengan jarak waktu
2-3 kali seminggu. "Untuk orang normal, tanpa hipertensi, jantung, atau
penyakit lain, biasanya setelah 2 sampai 3 kali terapi, atau maksimal 6
kali kedatangan, sudah tampak perbaikan," sebut anggota Laboratorium
Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Akupuntur, Pusat Humaniora
Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Litbangkes
Kemenkes RI ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar