Apa yang dipikirkan para lelaki belum tentu sama dengan apa yang ada
dalam benak perempuan, termasuk dalam hubungan intim. Dibandingkan kaum
Adam, para wanita umumnya lebih pasif dan tertutup soal seks.
Tetapi
bagi Anda khususnya para suami tidak perlu terlalu khawatir. Melalui
komunikasi yang baik dan intens, Anda akan mampu memahami apa
sebenarnya yang diinginkan pasangan di tempat tidur. Namun begitu, ada
baiknya juga Anda menyimak tujuh panduan berikut ini.
Konselor
kesehatan seksual Dr Rajan B Bhonsle dari India
memaparkan tujuh rahasia penting yang perlu diketahui para pria dalam
memahami seksualitas wanita. Ini tentu akan menjadi modal awal bagi Anda
dalam memahami pasangan :
1. Komunikasi yang baik
sebagai afrodisiak
Bagi wanita, komunikasi yang baik dan
keinginan untuuk merasa dicintai oleh pasangan adalah hal yang paling
penting dan hal ini dapat menjadi afrodisiak, sesuatu yang berfungsi
meningkatkan libido atau gairah bercinta. Seorang suami dapat
membisikkan dengan mesra di waktu luang atau saat bersantai kepada
istri, betapa ia sangat mencintainya. Sehingga komunikasi yang baik akan
membuat hubungan menjadi terasa lebih intim.
2. Banyak
wanita cemas dengan penampilannya.
Bagi suami istri,
ketika suatu hubungan telah berlangsung cukup lama, sang istri
kemungkinan akan merasa bahwa dirinya mulai tampak kurang menarik. Para
istri kerap berpikir suami telah menemukan suatu kekurangan pada diri
mereka. Tak heran bila banyak perempuan lebih nyaman bercinta di kamar
dengan suasana agak gelap. Pria tentunya tidak perlu berbohong atau juga
secara terang-terangan mengatakan bahwa pasangan mereka tidak lagi
menarik. Hal penting yang harus Anda lakukan adalah hargailah istri Anda
dan sampaikanlah pujian atas apa yang Anda temukan paling menarik dari
dirinya.
3. Butuh mood yang baik
Kebanyakan
pria umumnya cenderung dapat memisahkan antara stres dan aktivitas
seksual. Sementara kaum wanita, cenderung lebih membutuhkan suasana hati
(mood) yang baik ketika melakukan hubungan seks. Minimnya
perhatian, tutur kata kasar, perilaku buruk, kata-kata yang menyakitkan,
dan kritik dari pasangan (pria) dapat membuat sulit bagi seorang wanita
untuk terlibat dan merasa antusias dan bersemangat selama berhubungan
intim.
4. Orgasme bukan suatu keharusan
Banyak
pria beranggapan bahwa untuk menjadi pasangan yang "hebat", dia harus
bisa membawa perempuan ke puncak kenikmata seksual. Orgasme memang salah
satu hal penting dalam kepuasan seksual, tetapi hal itu sebenarnya
tidak selalu penting. Banyak wanita merasakan tekanan dari pasangannya
dan bahkan dari diri mereka sendiri untuk mencapai orgasme. Terkadang,
daripada harus orgasme wanita cenderung lebih menikmati momen-momen
pemanasaan atau foreplay.
5. Tak harus selalu
serius
Banyak pria yang terlalu serius ketika melakukan
hubungan seks dengan pasangannya. Mereka lupa untuk tertawa, lupa
menjadi romantis dan bersenang-senang. Padahal, jika Anda melakukan
hubungan intim sambil bercanda dan dalam suasana santai dan gembira,
akan tercipta suasana yang lebih menyenangkan. Untuk melakukannya,
diperlukan kerjasama yang baik antara suami-istri.
6.
Dambakan sentuhan dan kelembutan
Kaum Hawa menyukai
suasana yang romantis, pelukan yang hangat, sentuhan tangan yang lembut
dan juga ciuman. Tetapi banyak wanita mengeluh kepada pasangan mereka,
karena tidak pernah melakukan hal ini kecuali saat foreplay. Seorang
istri sebaiknya juga
membuat suami sadar akan pentingnya kenikmatan dalam aktivitas saling
bersentuhan (non-seksual). Istri dapat memulainya memberi pijatan rileks
dan belaian lembut pada wajah dan rambut dan dilakukan secara
bergantian. Ketika suami menikmati sentuhan mesra ini, katakan padanya
apa yang membuat ia merasa dicintai.
7.
Kehangatan "afterplay" menjadi poin penting
Kebutuhan
wanita akan kehangatan sebenarnya terus berlanjut setelah hubungan seks
selesai. Tak heran bisa muncul istilah "afterplay", yakni momen yang tak
kalah pentingnya setelah pasangan mencapai orgasme. Beberapa wanita
terkadang mengeluh karena kebanyakan pria biasanya akan segera tertidur
setelah berhubungan intim. Memang benar bahwa saat pria melakukan
hubungan seks, tingkat endorfin-nya menjadi sangat tinggi. Namun segera
setelah ejakulasi, hormon tersebut melalui sebuah fase yang disebut
refraktori, dan terjadi penurunan fungsi dan sistem tubuh.
Pada
wanita, fase ini biasanya terjadi secara bertahap. Sehingga, lagi-lagi perlu
adanya komunikasi yang baik agar momen afterplay ini tidak
terlewatkan. Suami istri dapat membiasakan
membuat 'obrolan bantal' usai bercinta. Bagi perempuan, hal ini bisa
meningkatkan kualitas hubungan dan juga komitmen antar pasangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar